Rabu, 03 Agustus 2016

Sri Mulyani Prediksi Defisit APBN Bengkak Jadi 2,5% PDB

Bestprofit


PT Bestprofit Futures - Jakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan defisit anggaran negara tahun ini akan melebar dari target semula 2,35 persen menjadi 2,5 persen dari dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Defisit fiskal tetap membengkak meskipun pemerintah akan memangkas anggaran belanja negara sebesar Rp133,8 triliun dan merisi turun target penerimaan perpajakan dalam APBNP 2016.

Dia mengatakan, pemerintah akan memangkas belanja kementerian/lembaga(K/L) sebesar Rp65 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp68,8 triliun.

“Untuk outlook defisit 2016, sesudah melakukan langkah (pemotongan belanja) tadi yang disetujui Bapak Presiden (Presiden Joko Widodo), kami perkirakan akan 2,5 persen dari GDP. Jadi agak sedikit meningkat dari (target) APBN-P 2016 yaitu 2,35 persen (dari GDP),” tutur Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Rabu (3/8).

Akibat pelebaran defisit tersebut, kata Sri Mulyani, pemerintah akan menambah pembiayaan  sekitar Rp17 triliun, dari rencana Rp296,7 triliun menjadi Rp313,7 triliun.

Terkait dengan asumsi makroekonomi, Menkeu mengungkapkan, hanya asumsi nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang akan berubah, dari Rp13.500 per dolar AS menjadi Rp13.300 per dolar AS. Sementara, asumsi makro lainnya tidak akan direvisi.

Dengan demikian,  lanjutnya, pertumbuhan ekonomi tetap 5,2 persen, inflasi 4 persen, suku bunga perbendaharaan negara (SPN) tiga bulan  5,5 persen, harga minyak US$40 per barel, lifting minyak 820 ribu barel per hari (bph), dan lifting gas 1,15 juta barel setara minyak per hari.

Sebagai informasi, Kementerian Keuangan mencatat defisit anggaran pada akhir paruh pertama tahun ini sebesar Rp230,7 triliun atau 1,83 persen dari PDB. Angka itu 77 persen dari target defisit Rp296,7 triliun atau 2,35 persen PDB.

(cc, Bestprofit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar